Kadang, perasaaan amazing dan tidak percaya itu masih suka terlintas di benak saya. Tentang pertemuan saya dan kamu setahun yang lalu. Setiap kejadian yang kita alami merupakan hal-hal yang sudah digariskan. Namun ada juga hal-hal yang bisa kita pilih sendiri. Mau berhenti atau terus berlari, mau belok ke kanan ataupun memilih ke kiri.
Seringkali juga saya berandai-andai. Jika saja hari itu saya yang sedang stres gara-gara ujian SP menolak ikut dan memilih bermain-main dengan teman-teman saya. Apalagi saat itu saya cewek satu-satunya. Saya ingat bagaimana saya menertawakan nama panggilanmu dan mengatainya aneh. Saya ingat baju yang kamu pakai. Muka jutekmu yang agak menyebalkan saat saya mengulang menyebut namamu. Saya ingat dan bukannya sengaja mengingatnya. Yaya, saat melihatmu sudah ada firasat, sepertinya saya akan terlibat sesuatu dengan kamu.
Kemudian saya berandai, jika saja saya tidak memfollow twittermu. Menanggapi celotehanmu, sibuk bergombal ria, dan lupa dengan kegalauan hati saya saat itu. *tsahh* Jika saja saya tidak mengapprove request facebookmu, krn hobi saya menumpuk friend request. Apalagi saya juga nggak merasa kenal-kenal amat sama kamu. Jika saja saya tidak cari-cari alasan biar bisa makan es campur sama kamu, akibat stres dengan nilai mikro. hei saya stres beneran lho, tapi bagian makan es campurnya itu entah kenapa. Saya juga heran, mau-maunya menghabiskan waktu denganmu padahal saya ini sangat-sangat ekstra waspada dengan orang lain.
Jawaban hanya satu : saya telah memilih. Saya yang memutuskan sendiri bahwa kemudian momen-momen itu masuk dalam daftar hidup saya. Dan kalaupun pada akhirnya ada status lebih dari teman, saya sendiri juga...heran. He he. Kamu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu, saya dengan segala kekurangan dan kelebihan saya. Iya ini kita. Sengaja dipertemukan untuk suatu rencana, untuk suatu tujuan, yang mungkin saya sendiri masih sibuk meraba. Apapun nanti yang terjadi, saya tahu, Tuhan telah memberikan kesempatan yang sangat berharga. Memberikan sesuatu yang luarbiasa yaitu kamu. Tidak, tidak berlebihan rasanya. Meskipun selalu saja ada cobaan, ujian dan tantangan, kita hanya bisa mencoba bertahan. Begitu bukan?
Saya bersyukur, sudah cukup bersyukur, punya kamu yang dunduut gimbuk dan sering saya katain weleks tanpa sadar. ._. how random my attitude is. memang baru satu tahun, tapi saya juga heran kita sudah seperti teman lama. Kita seperti sudah mengenal sejak bertahun-tahun lalu. Rencana Tuhan itu manis, kan? :') (dee)
No comments:
Post a Comment