Carut marut.. Ah rasanya seperti sedang menghadapi kenaikan level dari satu ujian ke ujian lain yang bisa dibilang lebih berat. Benar kan firasat itu,apa yang dihadapi kemarin sebenarnya cuma pemanasan, latihan, ibaratnya orang mau UNAS kudu tryout dulu. Yah mungkin memang harus seperti itu jalannya. Nggak tahu lah. Rencana Allah itu terlalu hebat dan luarbiasa untuk diprediksi. Daripada terus-terusan berdiri di tempat yang sama dan tidak melakukan apapun, kayaknya lebih bagus buat menerapkan prinsip ekonomi. Take high risk for get high return. Risiko apapun, seberat apapun, mau nggak mau harus dihadapi nanti. Nggak kebayang bakal seberapa besar capeknya, dan semoga saja rumusan saling menguatkan dan dikuatkan itu masih terus berlaku.
Lucu bukan, lagi-lagi harus bersusah payah mengeja kata P e r c a y a. Ketika benang ruwet itu harusnya diuraikan satu-persatu, yang ada malah perasaan kecewa. Seperti lubang besar menganga di dada. Perih! Tapi mau apa lagi? Toh saya juga cuma manusia biasa, nggak berhak menghukum atau menghakimi. Saat ini yang paling saya butuhkan adalah kewarasan dan akal sehat.
Ya Allah, aku hanya bisa mengikuti skenario milikMu, selanjutnya kupasrahkan segalanya padaMu, kubiarkan tanganMu saja yang bekerja untuk kami. Semoga setelah melaluinya kami bisa jadi orang yang lebih berkualitas di hadapanMu. Terimakasih Tuhan Maha Baik (:
No comments:
Post a Comment